Apa yang seharus nya ada dipikiran kalian saat pergantian bulan ditahuun yang bisa dibilang baru ini? Iya semua jelas bersorak dengan datang nya harapan yang baik dan nasib yang baik pula. Itu tak jauh-jauh dari apa yang kuharapkan dibulan ini. Seperti sedang duduk dalam diam dan baik mendengarkan detikan jam dinding, aku memutuskan untuk meninggalkan apa yang telah menjadi cita-cita ku selama ini. Kata orang jaman dulu itu "Sebaiknya kejar cita-cita dibidang yang anda gemari" Masalah nya dengan aku disini, aku memiliki mimpi yang terkadang butuh orang untuk membangunkan ku dari mimpi indah ku.
Seperti yang tertulis jelas dalam Bio ku dahulu. Itulah mimpi berlebihan yang ingin sekali ku raih namun butuh tangga yang sangat panjang untuk meraih nya. Berkali-kali orang tua ku mengingatkan agar jangan menjadi apa yang tidak mereka kehendaki. Tapi dulu aku tak hiraukan akan ucapan mereka. Usaha sedikit pun untuk meraih mimpi berlebihan ku pun tak kunjung ku wujud kan. Iya itu aku. Hanya berkeinginan namun tak memiliki usaha dalam sebuah kemauan. Hari-hari berat namun sebenarnya tak begitu berat bagiku. Mengambil keputusan dengan berani tanpa memikirkan nya terlebih dahulu, sama seperti mencoba melangkat dalam gelap.
Tetapi bulan Maret ini memang bukan bulan yang kunanti-nanti kan. Baru beberapa hari dibulan ini saja segala yang tak ingin ku dengar terjadi dengan secepat waktu melaju lebih cepat dariku. Tentang sekolah ku, sosok orang yang mencoba masuk dalam dunia ku namun tak sedikit pun ku izinkan, dan berita-berita lain nya. Harus kan kejadian disekolah ku siang tadi kuulang di Semerter kedua ini? Harus nya tidak lagi itu ucap ku dalam hati.
"Lagi ngoreksi ulangan fisika yang tadi ya pak?"
"Iya, kebetulan kelas mu tadi"
"Kalo gitu, aku dapet berapa pak?"
"Dapet *.....* haha Surprise!"
"Padahal udah yakin benar tapi kenapa..."
"Haha nggak apa-apa masih ada waktu dua bulan untuk belajar"
Yah lagi-lagi yang buruk-buruk terjadi di awal bulan Maret ini. Apakabar dengan ku yang "dulu sekali"? Kenapa setiap pergantian tingkatan kelas, kadar rasa malas ku selalu bertambah 50% dengan pesat. Tak ada yang lebih mengecewakan dari selembar kertas yang ditulis dengan bulpoin merah menyala dan bertulis betapa buruk nya sebuah nilai yang diperoleh. Kembali merasakan kecewa nya sama diri sendiri. Melulu mengeluh pada diri sendiri juga nggak baik kan?
Kecewa memang ada, tapi ada sesuatu hal yang sama sekali belum ku sentuh yaitu hari esok. Masih ada esok hari yang mau menjadikan ku apa yang telah seharusnya itu. Semua orang punya mesin waktunya masing-masing, ingatan untuk kembali ke masa lalu, dan impian untuk menuju ke masa depan. Yang seharusnya nya ku perbaiki adalah diri ku sendiri. Mencoba mengembalikan yang "dulu sekali" kewaktu sekarang ini demi masa depan kan? Dan nggak ada yang lebih baik sebelum berusaha dan mencoba dahulu. Nah itu yang mau kulakukan saat ini.
Tetapi bulan Maret ini memang bukan bulan yang kunanti-nanti kan. Baru beberapa hari dibulan ini saja segala yang tak ingin ku dengar terjadi dengan secepat waktu melaju lebih cepat dariku. Tentang sekolah ku, sosok orang yang mencoba masuk dalam dunia ku namun tak sedikit pun ku izinkan, dan berita-berita lain nya. Harus kan kejadian disekolah ku siang tadi kuulang di Semerter kedua ini? Harus nya tidak lagi itu ucap ku dalam hati.
"Lagi ngoreksi ulangan fisika yang tadi ya pak?"
"Iya, kebetulan kelas mu tadi"
"Kalo gitu, aku dapet berapa pak?"
"Dapet *.....* haha Surprise!"
"Padahal udah yakin benar tapi kenapa..."
"Haha nggak apa-apa masih ada waktu dua bulan untuk belajar"
Yah lagi-lagi yang buruk-buruk terjadi di awal bulan Maret ini. Apakabar dengan ku yang "dulu sekali"? Kenapa setiap pergantian tingkatan kelas, kadar rasa malas ku selalu bertambah 50% dengan pesat. Tak ada yang lebih mengecewakan dari selembar kertas yang ditulis dengan bulpoin merah menyala dan bertulis betapa buruk nya sebuah nilai yang diperoleh. Kembali merasakan kecewa nya sama diri sendiri. Melulu mengeluh pada diri sendiri juga nggak baik kan?
Kecewa memang ada, tapi ada sesuatu hal yang sama sekali belum ku sentuh yaitu hari esok. Masih ada esok hari yang mau menjadikan ku apa yang telah seharusnya itu. Semua orang punya mesin waktunya masing-masing, ingatan untuk kembali ke masa lalu, dan impian untuk menuju ke masa depan. Yang seharusnya nya ku perbaiki adalah diri ku sendiri. Mencoba mengembalikan yang "dulu sekali" kewaktu sekarang ini demi masa depan kan? Dan nggak ada yang lebih baik sebelum berusaha dan mencoba dahulu. Nah itu yang mau kulakukan saat ini.
No comments:
Post a Comment